Sabtu, 14 Maret 2015

Ridho dan Do’a Orang Tua untuk Kesuksesanku

Tak terasa sudah 6 tahun ku jalani kehidupanku bersama orang-orang yang sebelumnya sangat asing bagiku. Mereka bukanlah keluargaku, bukan saudara ataupun sanak familiku. Namun, aku merasa nyaman dan tenang hidup bersama mereka. Yah, mereka adalah saudara seiman dan seperjuangan denganku, yakni kehidupan di pondok pesantren. Entah mengapa dan dari mana mulanya, hingga ku masuk ke dunia pesantren dan bertahan hingga 6 tahun aku menjalani hidupku di sana. Pada mulanya, aku tidak mau dipondokkan sama orang tuaku. Karena aku begitu sayang dengan mereka. Aku tidak mau berpisah dengan mereka. Namun, karena situasi, kondisi, dorongan dan motivasi yang begitu besar dari orang tuaku, hingga akhirnya aku betah dan menjadi pengurus di pesantrenku sana, “Shirothul Fuqoha’”. Orang tuaku selalu mendo’akanku. Hari demi hari ku lalui dengan berbagai kegiatan yang ada di sana, di samping aku juga sekolah formal di luar pesantren (Sekolah Menengah Pertama, di MTsN Malang 3). Akhirnya, tiga tahun pun berlalu. Kemudian aku wisuda SMP. Setelah itu, aku harus melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, yakni SMA. Ketika itu aku mencoba untuk mendaftar di salah satu sekolah beasiswa yang terkenal di Jakarta, yakni MAN Insan Cendekia, Serpong-Jakarta. Namun, keinginanku untuk melanjutkan sekolah di sana, belum bisa tercapai. Karena berbagai alasan lain. Hingga akhirnya aku harus melanjutkan sekolah di kawasan yang berada di sekitar pesantrenku itu, MAN Gondanglegi. Masa-masa remaja dan SMA-ku, ku mulai dan ku torehkan di sana. Ku ukir berbagai prestasi di sana, mulai dari CCQ (Cerdas Cermat al-Qur’an), Olimpiade Bahasa Arab, Olimpiade PAI(Pendidikan Agama Islam), hingga kenangan yang paling dan sangat berharga, yakni ketika aku dinobatkan dan terpilih sebagai Ning MANDAGI (semacam pemilihan Miss/Putri Indonesia; MANDAGI adalah singkatan dari nama sekolahanku) dalam Pemilihan Gus dan Ning MANDAGI 2011-2012. Begitu senang dan bangganya orang tuaku. Tanpa meninggalkan berbagai kisah-kisah indahku di pesantren. Akhirnya, 3 tahun pun berlalu. Setelah aku lulus SMA, sembari menunggu pengumuman SNMPTN dan SPMB-PTAIN aku lebih berkonsentrasi dan memfokuskan diri dengan mengajiku di pesantren. Aku juga ikut sedikit mengabdi ndalem, littabarruk (untuk mencari barakah Pak Yai dan Bu Nyai), hehe… Tak terasa, setelah berbulan-bulan tidak sekolah, akhirnya ujian pondok pun telah tiba. Setelah itu, aku pun diwisuda karena telah lulus dari kelas 6 di Madrasah Diniyah Pondok Pesantren. Tanpa berfikir dan menduga sebelumnya, saat wisuda pun ternyata aku mendapat rangking 1 dari hasil ujian akhir di pondok, Alhamdulillah aku sangat bersyukur sekali. Dari kisah di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa keberhasilan dan kesuksesanku saat itu karena do’a dan ridho dari orang tuaku. Beliau selalu mendukung dan menyemangatiku dalam berbagai kegiatan dan event-event yang ku ikuti. Sebelum mengerjaan sesuatu, aku selalu telpon mereka dan memohon ridho serta do’anya.
 

Blogger news

Blogroll

About